MERANTI - Bupati Kepulauan Meranti, H. Muhammad Adil menghadiri Peresmian Lumbung Pangan dan Panen Raya di Desa Kedabu Rapat Kecamatan
Rangsang Barat, Kamis (20/1/2022).
Bupati mengajak para petani untuk meningkatkan hasil panen sehingga mampu menuju Meranti swasembada pangan. Saat ini, terbuka peluang yang luas bagi petani padi di Kepulauan Meranti untuk memasarkan hasil panennya.
Selain itu, dia juga menjelaskan tentang kebutuhan akan beras untuk pada program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yang memerlukan beras sebanyak 3.600 ton pertahun. Sedangkan jumlah produksi padi dari petani Desa Kedabu Rapat baru sekitar 30 ton saja.
"Jadi masih kurang banyak. Ini peluang yang bisa dimanfaatkan petani, ayo tingkatkan hasil panen. Nanti berasnya dibeli pemerintah untuk penyaluran program BPNT," ujar Bupati.
Dalam kesempatan itu dia juga menanyakan langsung kepada masyarakat tani tentang kebutuhan untuk meningkatkan hasil panen. Diantara yang disampaikan oleh masyarakat, yakni masalah tanggul irigasi dan ancaman abrasi terhadap lahan pertanian yang hanya berjarak lebih kurang 40 meter dari bibir pantai.
"Kadis PU segera lakukan lelang pengadaan eskavator, lalu bawa ke sini (baca; Desa Kedabu Rapat) segera bangun tanggul sesuai kebutuhan petani," kata Adil.
Terkait kebutuhan batu bronjong untuk melindungi pantai dari abrasi, Adil mengaku bahwa itu adalah kewenangan pemerintah pusat. Meski begitu, pihaknya akan segera menyampaikan ini ke kementerian terkait agar segera ditindaklanjuti.
"Saya akan sampaikan ini ke kementerian kelautan, segera. Sebab jika tidak lahan pertanian kita akan habis tenggelam," ungkapnya.
Plt. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Kepulauan Meranti, Ifwandi menambahkan saat ini lahan pertanian di Meranti seluas 3.523 hektar dan baru dimanfaatkan secara maksimal seluas 2963 hektar. Adapun jumlah produksi per hektarnya sebanyak 4 ton.
"Jumlah produksi kita baru sekitar 7.000 ton pertahun, sedangkan jumlah kebutuhan beras untuk masyarakat Meranti mencapai 22.000 ton. Jadi masih kekurangan 15.000 ton. Ini yang kita pasok dari luar daerah," katanya.
Untuk itu pihaknya terus menggesa peningkatan hasil panen petani di Kepulauan Meranti dengan peningkatan indeks penanaman dua kali setahun. Menurutnya petani di Desa Kedabu Rapat sudah berhasil menerapkan peningkatan indeks tersebut.
"Semoga ini bisa diikuti Gapoktan lain. Optimalkan lahan yang ada untuk mengejar ketertinggalan produksi kita. Kalau semua Gapoktan sudah bisa meningkatkan, maka tingkat kebutuhan kita pada beras luar akan berkurang," sebut Ifwandi.
Sebelumnya Ketua Gapoktan Kedabu Indah, Warsiman melaporkan sawah di Desa Kedabu Rapat seluas 150 hektar dengan jumlah petani sebanyak 350 orang. Saat ini mereka juga sudah memulai meningkatkan indeks penanaman menjadi dua kali setahun, namun masih belum maksimal.
"Kami sedang meningkatkan produksi, dari IP 100 menjadi IP 200. Sudah mulai kami laksanakan namun keberhasilannya baru 40-50 persen saja. Kami akan berusaha supaya IP200 ini berjalan baik sesuai harapan," katanya.
Dia juga menyampaikan permasalahan yang dihadapi petani di desanya terhadap kebutuhan tanggul dan batu bronjong untuk melindungi bibir pantai dari ancaman abrasi.
"Air laut ini menjadi masalah serius bagi kami, apalagi jarak bibir pantai dengan sawah hanya 40 meter. Jika tidak cepat ditangani, sawah kami akan jadi kenangan," ucap Warsiman.
Dalam kesempatan itu, Bupati Adil beserta sejumlah Forkopimda Kepulauan Meranti juga ikut melepaskan benih ikan nila di lokasi pertanian tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan meninjau langsung lokasi abrasi yang berada di pesisir Selat Malaka yang mengancam lahan pertanian tersebut.