MERANTI - Jajaran Direktorat Intelijen Keamanan (Dit Intelkam) Polda Riau harus bertaruh nyawa saat melakukan pemetaan bencana alam dan tempat pemungutan suara (TPS) terisolir di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Selasa (26/12/2023).

 

Pasalnya, mereka harus menyusuri sungai Subayang yang memiliki arus kuat dan dalam dengan menggunakan sampan ketiting.

 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau menyatakan Kecamatan Kampar Kiri Hulu merupakan daerah rawan bencana alam, terutama longsor. 

 

Minimnya Akses jalan membuat jajaran Dit Intelkam Polda Riau yang dipimpin oleh Kasubdit Politik AKBP Wawan Setiawan harus menempuh perjalanan selama 5 jam agar sampai ke lokasi. 

 

Ada 8 desa di Kecamatan Kampar Kiri Hulu yang cukup sulit diakses. 

 

AKBP Wawan Setiawan mengatakan pemetaan itu dilakukan sebagai upaya menciptakan situasi damai di Pemilu 2024 ini.

 

"Mapping ini merupakan bentuk deteksi dini dalam rangka mengantisipasi gangguan Kamtibmas yang dapat timbul dari berbagai aspek khususnya dalam kegiatan Pendistribusian Logistik Pemilu 2024 di daerah terisolir maupun daerah rawan bencana," ujar AKBP Wawan.

 

AKBP Wawan menambahkan kegiatan ini juga  dilakukan dalam rangka mengantisipasi gangguan Kamtibmas sesuai dengan Surat Keputusan Gubri No 7743 XII 2023 tentang penetapan Status Siaga Darurat Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi prov Riau tahun 2023.

 

"Sehingga kita dapat mengikuti perkembangan situasi khususnya terkait dengan kondisi alam yang berada diwilayah Kampar Kiri Hulu," imbuhnya.

 

Saat berdialog dengan warga setempat, AKBP Wawan mengajak warga untuk tetap waspada terhadap kemungkinan naiknya debit air sungai Subayang, mengingat tingginya curah hujan saat ini.

 

Warga juga diingatkan untuk senantiasa bersama-sama mendukung situasi Kamtibmas yang aman dan kondusif pada masa Pemilu 2024.

 

"Mari kita jaga persatuan dan juga keamanan agar terciptanya Pemilu 2024 dengan damai," ujarnya.