Tradisi Lampu Colok Bertahan Dengan Gotong Royong

Jumat, 25 Juli 2014 13:44
BAGIKAN:
Alina
Menara Api colok
BENGKALISONE, BOC -Sudah menjadi tradisi setiap tahun dibulan Ramadhan, tiga hari menjelang idul fitri tradisi  lampu colok akan dilaksanakan disetiap desa diseluruh kecamatan Bengkalis dan Bantan. Berbagai macam bentuk lampu colok yang dipamerkan, dan hampir semua bentuk lampu colok merupakan bentuk masjid.

Setiap desa memiliki kriteria tersendiri, seperti desa wonosari barat, gambaran masjid yang megah hampir menyerupai  Mesjid Munawaratul Jayyidah yang terletak diwonosari Barat. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat wonosari dan sekitarnya.

Apalagi keindahan cahaya lampu colok yang menarik perhatian masyarakat untuk mengambil foto dan mendokumentasikannya. Seperti yang diungkapkan Dewi warga sekitar  desa wonosari, bahwa ini merupakan pesta bagi masyarakat, untuk satu tahun sekali.

“Lampu colok merupakan pesta bagi masyarakat, kami berkeliling seluruh kota bengkalis,mulai dari wonosari, air putih, sungai alam,sampai kuala alam, lampu-lampu coloknya sangat indah, dan hampr semua lampu coloknya kami fotokan,” ungkap Dewi, warga yang menikmati kemeriahaan lampu colok Kamis (24/7) malam.

Agar tradisi lampu colok ini tidak musnah, dalam menyelenggarakan nya masyarakat dan pemudanya akan bergotong royong dalam pembuatan lampu coloknya, karna dalam pembuatannya tidaklah mudah.

Seperti yag diungkapkan Irfan ketua pemuda Wonosari Barat bahwa butuh waktu hampir 20 hari  untuk menyelesaikan pembuatan lampu colok tersebut, dengan cara bergotong royong, semua pemuda wonosari barat berkerja sama menyelesaikannya hingga berdiri megah seperti ini.

“Butuh waktu hamper 20 hari menyelesaikan pembuataan colok ini,kami seluruh pemuda wonosari bergotong royong untuk menyelesaikannya,dan Alhamdulillah telah berdiri megah seperti ini,” Ungkap Irfan laki-laki berkulit hitm manis ini.(Alina)

BAGIKAN:
KOMENTAR