• Home
  • Sosial & Budaya
  • Makam Datuk Ibrahim Laksamana I Terbiarkan, Perawat Makam Berharap Pemerintah Perhatikan Situs Sejarah

Makam Datuk Ibrahim Laksamana I Terbiarkan, Perawat Makam Berharap Pemerintah Perhatikan Situs Sejarah

Sabtu, 02 Agustus 2014 12:21
BAGIKAN:
Kondisi Makam Datuk Ibrahim Laksamana I
BENGKALISONE, BOC -Makam Datuk Ibrahim Laksamana I beralamat di Dusun Parit I, Desa Sukajadi, Kecamatan Bukitbatu, merupakan salah satu situs sejarah sebagai tempat peristirahatan orang yang paling disegani pada waktu dahulu.

Lokasi Makam Datuk Ibrahim Laksamana I cukup jauh, sebab untuk menuju kesana dari jalan Lintas Pakning-Dumai, hampir sekitar kurang lebih 4 kilometer ditempuh melalui kendaraan roda dua. Lokasi makam Datuk Ibrahim Laksamana I ini berada ditengah hutan yang sulit ditempuh, karena medan jalannya masih jalan tanah.

Memasuki makam Datuk Ibrahim Laksamana I jalan setapak dipinggiran ribuan hektar sawah menjadi akses satu-satunya. Jalan alternatifnya juga ada, akan tetapi cukup jauh dan harus  ditempuh menyeberangi sungai dengan menggunakan perahu kayu (sampan,red).

Pintu masuk ke makam Datuk Ibrahim Laksamana I ini juga mulai ditumbuhi rerumputan yang tingginya sudah sampai selutut. Begitu juga pagar makam dan bangunan makam juga sudah pada rusak, dan retak-retak.

Situs sejarah ini merupakan situs yang hampir sama dengan makam Datuk Laksamana III dan IV di Desa Sukajadi. Jika di makam Datuk Laksamana III dan IV terdapat mushalla yang terawat dengan baik. Sedangkan di makam Datuk Ibrahim Laksamana I sama sekali jauh dari keramaian.

Tidak ada rumah-rumah warga, dan juga tidak terdapat rumah penjaga di makam tersebut. Sekeliling makam, subur dengan tanaman kayu-kayu hutan yang masih alami, sesuai pantauan wartawan saat memijakkan kaki di makam tersebut beberapa hari kemarin.

“Ini makam Laksamana I, sebenarnya namanya Datuk Lastio, karena punya pangkat ada perubahan nama menjadi Syeh Umar yang datang dari Arab (Mekkah-Madinah). Ini Raja dan panglima yang dulu disebut Syeh," sebut perawat makam, Wan Herman.

Ia katakan, bangunan makam dan pagar itu dibangun sejak Tahun 70 an yang sampai sekarang belum juga disentuh untuk direnovasi, sebab, dari beberapa sudut terdapat keretakan yang cukup parah walau masih kokoh.

"Saya selaku perawat makan ini berharap pada Pemerintah setempat untuk memperhatikan kondisi situs sejarah di Kecamatan Bukitbatu ini, sebab tanpa ada perhatian Pemerentah, Makam ini tak akan ada orang yang mau mengelola untuk merenovasi, "tambahnya.

Wan Herman akui, pihak Dinas Pariwisata memang pernah sekali-sekali datang ketempat tersebut, namun pihak Pemda melalui Dinas Pariwisata belum terlihat melakukan pengelolaan dengan baik. 

"Memang saya akui juga, dengan kondisi jalan masuk yang masih terbilang sulit ditempuh dengan kendaraan, membuat pemerintah enggan untuk menyentuhnya, dan pengunjungpun jarang sekali datang, kecuali pada bulan tertentu seperti hari besar Agama Islam, ”tutup Wan Herman menjelaskan. (Gus).
BAGIKAN:
KOMENTAR