BUKITBATU -Tokoh budayawan dan sejarawan Sungai Pakning Kecamatan Bukit Batu meminta kepada Pemerintah Kabupaten Bengkalis melalui Dinas Kebudayawan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) untuk segera melakukan tindakan konkret guna menyelamatkan sejumlah situs sejarah di daerah Kecamatan Bukit Batu atau yang dikenal dengan julukan Negeri Laksamana.
Salah seorang tokoh Budayawan Sungai Pakning, Syaiful Bahri, AR mengutarakan bahwa sejumlah situs sejarah yang berada di kecamatan Bukit Batu bisa dikatakan dalam keadaan kritis alias tak diperhatikan. Sehingga dikawatirkan akan tenggelam ditelan waktu.
"Sampai sekarang kita menilai belum ada action apa pun dari Pemkab Bengkalis untuk menyelamatkan situs sejarah di Kecamatan Bukit Batu ini. Seperti komplek Makam Datuk Laksamana Raja Di Laut di desa Sukajadi, mulai dari yang pertama sampai Datuk Laksamana ke empat, masih tidak terawat dan dikelilingi semak belukar," tandas Syaiful Bahri, Jumat (24/7/2015) sembari menunjukkan foto dokumentasi kondisi makam Datuk Laksamana saat ini.
Dikatakannya sejumlah tokoh budayawan sangat menyayangkan sikap Pemkab Bengkalis yang kurang proaktif tersebut. Padahal, yang berwenang menyelamatkan situs yakni Disbudparpora Bengkalis termasuk penganggarannya
Menurut dia, Pemkab Bengkalis perlu segera melakukan tindakan penyelamatan, karena banyak sekali situs bersejarah di Kecamatan Bukit Batu yang sampai sekarang belum diperhatikan, selain komplek makam Datuk Laksamana terdapat juga Makam Panglima Gigi Putih di desa Parit 1 Api – Api, Meriam di Desa Bukit Batu bagian laut dan sejumlah situs sejarah lainnya.
"Sejarah merupakan identitas bagi suatu daerah, jika generasi saat ini tidak menghargai sejarah maka anak cucu kita tidak akan mengenal perjuangan para leluhurnya kelak," pungkas Syaiful lagi.
Lebih jauh dikesalkan Budayawan yang juga aktivis ketenagakerjaan ini bahwa Pemkab Bengkalis tidak usah lagi memberikan janji-janji muluk untuk mendirikan Museum Sejarah dan sebagainya di kawasan Komplek Datuk Laksamana Raja Di Laut, akan tetapi memeliharanya dan merawat dengan baik itu sudah cukup.
"Jangan terlalu muluk berjanji hendak membangun museum sejarah di Bukit Batu, cukup merawat dan memelihara yang ada itu sudah baik, akan tetapi yang kita dapati tidak ada perawatan dan pemeliharaan sama sekali, bahkan akses menuju situs sejarah seperti Makam Datuk Laksamana Raja Di Laut yang pertama, sangat sulit dijangkau akibat dikelilingi semak belukar, untuk itu kami mengajak semua pihak ikut andil menyelamatkan Situs Sejarah Bukit Batu ke depan," tutur Syaiful Bahri mengakhiri. (Gus)