PEKANBARU -Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau masih belum memutuskan untuk menerapkan sistem belajar 5 hari dalam waktu dekat. Pasalnya, seiring koordinasi dengan berbagai pihak, muncul masalah-masalah baru yang harus dilakukan pengkajian lebih dalam lagi.
Salah satunya adalah pendidikan agama. Karena sistem belajar 5 hari akan menghabiskan waktu belajar seharian dan akan mengurangi jatah pendidikan agama informal yang biasa diikuti pelajar.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Riau, Kamsol, mengaku memang tidak banyak yang diterima peserta didik untuk pendidikan agama di sekolah. Karena itu perlu pembahasan lanjutan.
"Kita melalui Kelompok Kerja Guru (KKG) nanti akan mengundang guru-guru PDTA untuk membahas ini. Kemudian akan siapkan bahan-bahannya," kata Kamsol, Minggu (10/1/2016).
Di waktu terpisah, Kepala Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Riau, Tarmizi Tohor mendukung wacana sekolah 5 hari tersebut. Namun baginya, yang terpenting kalender efektif pendidikan tetap berjalan dan PDTA tetap hidup.
Karena lahirnya sekolah pendidikan agama tersebut untuk memenuhi kekurangan pendidikan agama disekolah formal.
"Harus diatur supaya PDTA tidak tutup. Kemudian jadikan sekolah-sekolah yang telah berhasil menerapkannya untuk dijadikan referensi," pinta Tarmizi.
Sumber: Halloriau