UN Online di Jawa Barat Cuma Diikuti 25 Sekolah

Rabu, 18 Februari 2015 04:10
BAGIKAN:
Ekspersi gembira sejumlah siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) saat melihat hasil pengumuman Ujian Nasional (UN) melalui online di SMK 4 Tangerang, Banten, (20/1). TEMPO
BANDUNG, PESISIRONE.com - Penyelenggaraan ujian nasional dengan sistem online di Kota Bandung, hanya diikuti 25 sekolah. "Semula kami hanya mengusulkan 17 sekolah, tapi ternyata ada sekolah lain yang menawarkan diri," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Ahmad Hadadi saat dihubungi Tempo, Selasa, 17 Februari 2015.

Hadadi yang juga merangkap sebagai Asisten Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Jawa Barat mengatakan, sekolah yang siswanya akan mengikuti Ujian Nasional lewat sistem Online itu sudah menyatakan kesanggupannya. "Sekolah yang akan menyediakan fasilitasnya. Mereka sudah siap dari sisi sarananya, makanya kami ajukan," kata dia.

Menurut Hadadi, pelaksanaan Ujian Nasional sistem Online di Jawa Barat tahun ini hanya diperuntukkan bagi Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, serta Sekolah Menengah Kejuruan. Sementara untuk jenjang Sekolah Dasar akan dicoba tahun depan. "Kalau UN SD itu dikelola provinsi, untuk SMP, SMA, dan SMK itu dikelola pusat, oleh Kementerian. Kami hanya membantu," kata dia.

Hadadi mengatakan, sekolah yang akan mengikuti ujian nasional Online di Jawa Barat tersebar di Cimahi, Bandung Barat, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Cianjur, Indramayu, Subang, Kabupaten Sukabumi, serta Garut. "Khusus Kota Bandung belum siap," kata dia.

Sebelumnya, seluruh sekolah di Kota Bandung yang diminta ikut Ujian Nasional Online menyatakan tak sanggup ikut dengan sejumlah alasan. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana memastikan, tidak ada sekolah yang ikut Ujian Nasional Online 2015. "Kepala sekolahnya belum siap tahun ini karena masalah teknis dan budaya," katanya kepada Tempo, Senin, 16 Februari 2015.

Masalah teknis itu menyangkut masih payahnya jaringan internet ke sekolah-sekolah. Sebelumnya Dinas Pendidikan Jawa Barat menawarkan SMAN 3, 5, Krida Nusantara, serta SMP 2, 5, dan 13, untuk ikut Ujian Nasional Online. "Jaringan Internet masih lup-lep (hilang-muncul)," kata Elih setelah pertemuan dengan kepala sekolah tersebut.

Adapun ketersediaan komputer di laboratorium sekolah yang terbatas jumlahnya, tidak terlalu menjadi kendala. Menurut Elih, komputer bisa dipakai bergantian peserta ujian yang dibagi dari pagi hingga sore.

Faktor lain yang membuat kepala sekolah tidak siap yakni terkait budaya. "Siswa bisa banyak salah jawaban karena meng-klik pilihannya di komputer," kata Elih. Kekhawatiran itu muncul karena siswa belum terbiasa ujian secara online di sekolah. Model itu kini baru dirintis di sejumlah sekolah, mulai dari belajar hingga tes.

Selain siswa, orang tua juga perlu disiapkan mentalnya dalam menghadapi Ujian Nasional Online. "Jangan sampai nanti kalau nilai anaknya rendah jadi menyalahkan teknologi," kata dia. Ia berharap sekolah di Kota Bandung tahun depan sudah siap ikut Ujian Nasional Online.

Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan mengatakan, ada sekitar 500 sekolah di Indonesia yang siap melakukan ujicoba Ujian Nasional Online. Sebagian besar sekolah yang siap yakni Sekolah Menengah Kejuruan.(tpc)


BAGIKAN:
KOMENTAR