Soal KLK, Kepolisian Minta Warga Menahan Diri
Jumat, 15 Agustus 2014 15:04
DUMAI, DOC - Permasalahan antara perusahaan PT KLK
dengan warga sekitar mencuat menyusul terganggunya warga yang tinggal di
Jalan Datuk Laksamana dengan suara bising dari boiler pabrik pengolahan
sawit milik PT KLK yang baru saja beroperasional.
Permasalahan
ini telah dilakukan pertemuan bertempat di Kantor Lurah antara
masyarakat dan pihak perusahaan, Pemcam dan Kepolisian. Dari pertemuan
itu belum ada kesepakatan, karena perwakilan perusahaan harus
melaporkan kondisi ini kepada direksi.
Untuk itu, kepada
masyarakat untuk bersabar menunggu hasil dari pertemuan. ''Kita harapkan
kepada warga untuk tetap sabar dan tidak melakukan perbuatan yang bisa
menggangu keamanan. Kita tunggu komitmen dari PT KLK dan itikad
baiknya tentang persoalan ini,'' kata Kapolres Dumai melalui Kasubsektor
Dumai Kota, Ipda Karimuddin.
Sebelumnya, warga yang tinggal di
sekitar areal perusahaan yang ada di kawasan Pelindo Dumai merasa
terganggu akibat kebisingan yang ditimbulkan oleh aktivitas pabrik.
Beberapa
perusahaan CPO sedang melakukan pembangunan pabrik. Salah satunya
adalah PT Kuala Lumpur Kepong (PT KLK). Akibat aktivitas itu menyebabkan
warga merasa terganggu. Warga melaporkan masalah ini ke pihak
kelurahan.
Sabtu (9/8) lalu diadakan pertemuan antara warga
Kelurahan Dumai Kota Kecamatan Dumai Kota dengan pihak PT KLK bertempat
di Kantor Lurah Dumai Kota. Pertemuan turut dihadiri Camat Dumai Kota
dan pejabat KLH.
Menurut warga, tidak menyebabkan kebisingan,
aktivitas mobil pengangkut ampas sawit juga mengganggu kenyamanan.
Karena lalu lintas mobil ampas tanpa penutup menyebabkan ampasnya
berterbangan.
Kenyamanan warga juga terganggu dengan aktivitas
truk yang lewat sehingga menimbulkan goncangan yang cukup kuat. Dengan
lalu lalang mobil bertonase tinggi yang menyebabkan goncangan itu, rumah
warga jadi banyak yang retak.
"Alat ukur kami mata dan telinga.
Sekarang kami merasakan kalau pendengaran dan mata kami terganggu,''
tutur Rizaldi, salah seorang warga. (RGC/RED)
KOMENTAR