• Home
  • Nasional
  • Kapal KN Alugara Tabrak KN Sarotama di Laut Dumai Simulasi Penanggulangan Tumpahan Minyak

Kapal KN Alugara Tabrak KN Sarotama di Laut Dumai Simulasi Penanggulangan Tumpahan Minyak

Jumat, 20 Juni 2014 10:05
Upacara Nasional di KID Dumai
BAGIKAN:
pesisir one
DUMAI - Pesisir one Sebagai tuan rumah Marine Pollution Exercise (Marpolex) 2014, Kota Dumai diselenggarakan sejumlah kegiatan yang melibatkan SKK Migas dan Otoritas pelabuhan serta sejumlah perusahaan CPO yang beroperasi di Dumai.

Memasuki acara puncak. Kamis, 19 Juni 2014, dilakukan simulasi penanggulangan tumpahan minyak pada posisi 01.39?50?LU, 101.37?50?BT di Perairan Dumai. Simulasi dimulai pada pukul 08.00 WIB, para undangan meninggalkan pelabuhan KID dan menyaksikan simulasi dari atas kapal KN Alugara dan KN Sarotama.

Dalam simulasi ini, panitia Marpolex 2014 membuat skenario dimana terjadi benturan antara kapal bermuatan Minyak Bumi (Crude Oil) dengan kapal bermuatan Minyak Kelapa (Crude Palm Oil), yang mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak, kebakaran kapal, dan jatuhnya anak buah kapal ke laut.

Marpolex 2014, melibatkan kegiatan pemadaman kebakaran oleh tim pemadaman kebakaran, pencarian dan pertolongan korban oleh tim SAR, dan penanggulangan tumpahan minyak oleh PT Chevron Pacific Indonesia (Chevron).

Manager Chevron HCT ? CTOM, Aristo Joeristanto menjelaskan bahwa dalam simulasi ini, Chevron bertugas untuk melakukan aksi penanggulangan tumpahan minyak dengan menggelar oil boom agar tumpahan minyak tidak menyebar lebih luas, lalu menggunakan skimmer untuk mengambil tumpahan minyak dan menebar dispersant untuk menghancurkan partikel minyak agar tidak membahayakan lingkungan.

"Pada Marpolex 2014, kami menurunkan 30 personel terlatih dan menyediakan kapal dan perlengkapan penanggulangan tumpahan minyak, diantaranya kapal Tug Boat Surya Jaya, Mooring Boat Caltex 23, rigid inflatable boat (RIB) CX 348, RIB CX 349, oil boom, skimmer, dan dispersant. Para personel tersebut secara rutin melakukan latihan Penanggulangan Tumpahan Minyak di Perairan (PTMP) di daerah terminal minyak Chevron? ujar Aristo Joeristanto mengakhiri penjelasannya.

Setelah simulasi selesai, tepatnya pukul 10.30 WIB para undangan kembali menuju pelabuhan KID. Rencananya, Marpolex 2014 akan ditutup pada Jumat, 20 Juni 2014.

Marpolex 2014 di Dumai, akan digelar selama 3 hari berturut-turut sejak 18 ? 20 Juni 2014, di Kawasan Industri Dumai (KID). Marpolex sendiri adalah sebuah pelatihan rutin yang digelar oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan berbagai mitra kerja di berbagai wilayah yang dinilai memiliki resiko tinggi terjadi polusi di kawasan perairan akibat aktivitas ekonomi dalam skala besar yang berjalan.

Marpolex 2014 dibuka dengan pelaksanaan upacara bendera di Pelabuhan KID, dengan dihadiri oleh Ditjen Perhubungan Laut, Basarnas, TNI, Polri, Pemerintah Kota Dumai, PT Pertamina, PT Pelindo, dll. Dilanjutkan dengan prosesi pelepasan balon udara oleh Dirjen Perhubungan Laut - Capt. Bobby R dan Walikota Dumai - Khairul Anwar di atas Perairan Dumai.

Pelatihan Marpolex ini memiliki makna yang sangat penting, terutama untuk negara maritim seperti Indonesia yang memiliki wilayah lautan sangat dominan. Marpolex dilakukan dengan tujuan mencegah kerusakan lingkungan di perairan melalui operasi pengamatan, operasi pengamanan, operasi pemadaman kebakaran, operasi penanggulangan tumpahan minyak, hingga operasi recovery dan perhitungan kerugian.(egy)

Upacara Nasional di KID Dumai
PEMBUKAAN Latihan Penanggulangan Pencemaran Akibat Tumpahan Minyak ke laut atau dikenal dengan National Marine Pollution Exercise 2014 (national marpolex 2014) dimulai, Rabu (?18/6/14). Upacara pembukaan Nasional Marpolex 2014 dipimpin langsung  Kepala Ditjen Hubla Jenderal Perhubungan Laut Capt. Bobby R. Mamahit. 

Kegiatan Marpolex 2014 berlangsung di Dermaga Pelabuhan, Kawasan Industri Dumai (KID) Pelintung ?Kota Dumai. Kegiatan ini diikuti oleh 500 peserta dari berbagai instansi, seperti KSOP Dumai, Pelindo I Dumai, Pertamina RU II Dumai, KID Dumai, TNI/Polri, SAR dan instansi lainnya yang terkait. 

?Kegiatan Nasional Marpolex 2014 dilaksanakan di Kota Dumai mengingat risiko tumpahan yang sangat besar di perairan Kota Dumai. Apalagi, kawasan Dumai adalah kawasan industri, Migas dan Crude Palm Oil (CPO). Sehingga dipandang perlu dilaksanakannya Nasional Marpolex 2014 di Kota Dumai.

Dirjen Perhubungan Laut Captain Bobby R Mamahit mengatakan, pelaksanaan kegiatan ini di perairan Dumai karena memandang berlokasi strategis dan berpotensi terjadinya pencemaran laut akibat banyak perusahaan industri berdiri di pesisir pantai. 

Selain itu, dilaksanakan berdasarkan undang-undang nomor 17 tahun 2008 tentang pelayaran yang mengamanatkan tentang pentingnya dilakukan perlindungan lingkungan maritim. 

"Indonesia sangat memperhatikan pentingnya pencegahan pencemaran di laut, karena keamanan dan keselamatan pelayaran di perairan merupakan tanggungjawab pemerintah," katanya saat memimpin upacara pembukaan. 

Dia menyebutkan, Marpolex di perairan Dumai ini merupakan latihan yang ke 11 dan sebelumnya telah dilaksanakan juga Makasar dan Semarang beberapa bulan lalu. 

Simulasi ini bertujuan juga untuk menguji coba penanggulangan bencana di laut yang menjadi tanggung jawab berbagai pihak terkait tersebut, serta meningkatkan kerjasama dan kemampuan. 

"Kemampuan itu terdiri dari pemadaman kebakaran, pencarian dan penyelamatan, pemulihan pasca musibah serta pengukuran dan klaim terhadap kerusakan lingkungan," jelasnya. 

Kemudian Walikota Dumai Khairul Anwar dalam sambutannya mengatakan, sebagaimana dimaklumi bersama bahwa Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang telah dicanangkan oleh United Nations Environment Programme atau lebih dikenal dengan singkatan UNEP yang pelaksanaannya baru saja di peringati bersama. 

"Sesuai dengan tema Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2014 ini yaitu ?Raise your voice, not the sea level?. yang jika ditransfer kedalam bahasa Indonesia maka berbunyi ?Satukan Langkah, Lindungi Ekosistem Pesisir dari Dampak Perubahan Iklim," katanya. 

Dikatakannya, menarik sekali dari tema yang dijadikan semboyan dalam peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2014 ini. Adalah merupakan hal yang berkaitan dengan sebagian kondisi wilayah Kota Dumai. 

"Dimana Kota Dumai yang memiliki garis pantai sebesar 134 Km, dan sepanjang pantai tersebut menjadi kawasan pelabuhan tersibuk serta banyak berdiri perusahaan-perusahaan besar, yang hampir seluruh kawasan tersebut adalah kawasan industri pengolahan minyak," katanya. 

Adapun kegiatan acara pada hari ini yaitu Latihan Penanggulangan Pencemaran Akibat Tumpahan Minyak dilaut yang mana di salah satu kawasan industri wilayah Kota Dumai sering terjadi kesalahan teknis dalam oprasi kerja sehingga tumpahnya minyak di kawasan laut Kota Dumai tidak terelakan. 

Hal ini menurutnya, akan berdampak buruk bahkan menjadi pencemaran lingkungan, untuk itu dengan diadakannya kegiatan latihan Penanggulangan Pencemaran Akibat Tumpahan Minyak Dilaut dapat mengurangi serta menekan angka pencemaran lingkungan. 

"Mengingat tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan penanggulangan pencemaran akibat tumpahnya minyak dilaut maka diharapkan kepada kita semua untuk terus mengasah kemampuan dengan memanfaatkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada agar penyelenggaraan penanggulangan pencemaran lingkungan yang terjadi di Kota ini dapat diatasi semaksimal mungkin," ungkapnya. 

Walikota Dumai juga menyambut baik dilaksanakannya kegiatan ini dan berharap dengan kegiatan ini dapat menyatukan visi, misi dan persepsi semua dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif di Kota Penganti yang Berseri ini. 

"Selanjutnya saya mengharapkan kepada peserta pelatihan agar dapat mengikuti kegiatan ini dengan sebaik-baiknya sehingga nantinya ilmu yang didapat bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat serta dapat menghasilkan pemikiran-pemikiran ataupun ide-ide baru dan cemerlang dalam rangka upaya pencegahan dini terhadap Penanggulangan Pencemaran Akibat Tumpahnya Minyak Dilaut yang sering terjadi di Kota ini," pungkasnya. 

Sebelumnya, Kepala KSOP Dumai Mulder Mustafa mengatakan, kegiatan ini bertujuan juga untuk meningkatkan keterampilan penanganan bencana dan persiapan personil penanggulangan pencemaran. 

"Marpolek ini dibagi kegiatan teori dan praktek di lapangan. Sedangkan penunjukan lokasi di perairan Dumai karena dipandang strategis dan keberadaan pabrik industri yang berpotensi menyebabkan pencemaran," terangnya.
BAGIKAN:
KOMENTAR