MEDAN (POG) - Badan Pusat Statistik menyatakan Sumatera Utara pada Januari 2014 mengalami inflasi 1,10 persen, atau di atas angka nasional yang mencapai 1,07 persen.
Inflasi tinggi dipicu kenaikan harga berbagai barang sehingga semua daerah provinsi ini mengalami inflasi, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono, di Medan, Senin.
Sibolga misalnya mengalami inflasi 3,24 persen, Siantar 1,12 persen, Medan 1 persen dan Padang Sidempuan 1,34 persen.
Di Medan, inflasi dipicu kenaikan harga cabai merah yang sebesar 17,41 persen, daging ayam ras 7,14 persen serta ikan tongkol 21,80 persen.
"Pada awal tahun ini, inflasi Sumut masih cukup tinggi meski berdasarkan besarannya ada tren penurunan dibandingkan bulan sama tahun lalu yang mencapai 1,39 persen,” katanya.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Perwakilan IX (Sumut-Aceh), Hari Utomo menyebutkan, pemerintah perlu bekerja keras untuk menahan laju inflasi.
Apalagi, nyatanya meski turun dibandingkan periode sama tahun lalu, inflasi di Januari tahun ini masih tinggi.
“Mudah-mudan pada Februari inflasi semakin turun dari bulan sama 2013 yang cukup tinggi sebesar 2,19 persen,” katanya.
Pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk menekan inflasi mulai mewanti-wanti pengusaha untuk memperlancar pasokan hortikultura dari daerah lain pascaketatnya pasokan dari Karo menyusul erupsi Gunung Sinabung sejak September 2013.
Pemerintah berharap inflasi Sumut 2014 jauh di bawah 2013 yang mencapai 10,18 persen walaupun meyakini inflasi Sumut pada tahun ini tidak bisa seperti angka 2011 dan 2012 yang masih 3,67 persen dan 3,86 persen.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo, mengatakan, inflasi harus ditekan untuk bisa menumbuhkan perekonomian daerah.
Pemerintah diminta semakin peka dengan arus pasokan dan permintaan di pasar khususnya menjelang Pemilu.
Sumber: AntaraSumut