Tim Sukses Capres diminta Jauhi Kampanye Hitam

Senin, 26 Mei 2014 06:26
BAGIKAN:
PESISIRONE GROUP/net
Apabila kampanye hitam dibiarkan, masyarakat akan dirugikan.
PESISIRONE.com - Tim sukses kandidat calon presiden Jokowi dan Prabowo diharapkan dapat membuka kelemahan pesaingnya dengan berdasarkan bukti-bukti dan tidak terjebak dalam kampanye hitam.

"Buka kelemahan masing-masing kandidat (capres), tetapi harus ada bukti, supaya membantu para pemilih menilai track record mereka," kata pengamat politik dan pengajar Fisip UGM, Arie Sujito, kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (25/05) sore.

Dia mengkhawatirkan, apabila kampanye hitam atau fitnah diantara tim sukses kandidat capres ini dibiarkan terjadi, masyarakat akan dirugikan.

"Selain secara umum merugikan kedua pihak, tetapi yang paling penting, (kampanye hitam) tidak membantu kualitas pemilu," kata Arie.

Semua pihak harus memberitahu calon pemilih bahwa pemilu yang fair adalah pemilu yang ditandai sikap kritis bukan kampanye hitam, katanya.

Sebelumnya, seorang pengamat media sosial mengatakan, kampanye hitam melalui media sosial terkait pilpres Klik diperkirakan akan terus mengalami kenaikan hingga pemilu presiden Juli nanti.

"Selain secara umum merugikan kedua pihak, tetapi yang paling penting, (kampanye hitam) tidak membantu kualitas pemilu."

Menu utama kampanye hitam itu banyak dijumpai di media sosial Twitter dan Facebook, yang dibanjiri mulai isu rasial, agama, politik, hingga persoalan masa lalu pribadi Jokowi dan Prabowo.

Lebih lanjut Arie Sujito mengatakan, dia meminta KPU, Bawaslu, tim sukses kandidat capres, media massa dan semua kalangan ikut berperan aktif untuk "menerjemahkan gagasan positif dalam kampanye."

Isu agama

Kubu kandidat capres Jokowi dan Prabowo selalu menyatakan, mereka adalah pihak yang menjadi korban dari kampanye hitam itu.
 
Kandidat capres Jokowi menyayangkan kampanye hitam tentang latar agamanya.

Namun mereka selalu membantah melakukan kampanye hitam untuk menjatuhkan kandidat masing-masing.

Saat berada di Banjarmasin, Kalsel, Minggu (25/05), kandidat capres Joko Widodo alias Jokowi mengatakan, dia menyayangkan kampanye hitam tentang latar agamanya.

"Meskipun kita tahu, masyarakat sudah pintar dan tidak percaya hal-hal seperti itu, tapi itu 'kan namanya kampanye hitam," kata Jokowi.

Tim Jokowi menyatakan, pihaknya selalu berusaha melakukan klarifikasi terhadap kampanye hitam yang menimpa capres dan cawapresnya.

Lapor ke polisi

Sementara, Partai Gerindra melalui kuasa hukumnya, Mahendradatta, berencana melapor ke polisi terkait penggunaan akun Twitter @SamadAbraham yang isinya dianggap menyebarkan kampanye hitam alias fitnah.

Mahendradatta menyebut, kampanye hitam ini dilakukan sebuah kelompok tertentu dengan target "memperkeruh suasana".

"Yang jelas dirugikan adalah Pak Prabowo Subianto," katanya kepada wartawan BBC Indonesia, Heyder Affan, Minggu (25/05) petang.
 
Kubu Prabowo berencana melapor ke polisi terkait kampanye hitam terhadap mereka.

"Dan bisa menimbulkan potensi konflik di antara pendukugn antar capres," tegasnya seraya menyebutkan, pihaknya akan melaporkan persoalan ini kepada polisi untuk diusut tuntas.

Sebelumnya, Ketua KPK Abraham Samad telah membantah memiliki akun tersebut.

Menurut Mahendradatta, pengelola akun Twitter itu dapat dijerat pasal 29 Undang undang nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.(BBC/POG)
BAGIKAN:
KOMENTAR