SMAN 1 Bungaraya, Siak Sebut Mereka Dikeluarkan karena Nakal

Kamis, 06 November 2014 08:45
BAGIKAN:
Pihak SMAN 1 Bungaraya, Siak membantah jika tiga siswa yang dikeluarkan karena postingan di facebook. Mereka dikeluarkan karena nakal dan telah beberapa kali ditegur.
SIAK, SOC -  Adanya pemberhentian dan pemindahan 3 siswa SMAN 1 Bungaraya hanya karena mengkritik gurunya dan mengomentarinya melalui jejaringan sosial yakni Facebook, banyak mengundang perhatian. Dari versi guru disekolah itu, bahwa anak-anak tersebut nakal dan sudah beberapa kali ditegur, bahkan membuat surat perjanjian yang ditandatangani orang tuanya.

Rabu (5/11/14), keterangan Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Bungaraya Nasir didampingi salah satu guru yakni guru kesiswaan Yuni, bahwa ketiga anak yakni Reksa Dirgantara Putra, Kemudian Wiwit Dwi Santoro dan Towil Maamun, dipindahkan tidak hanya karena postingan dan komentarnya saja, akan tetapi mereka juga nakal. Namun puncaknya, saat berkomentar di facebook yang dinilai tidak wajar atau menghasut.

"Awalnya postingan status Wiwit, dan setelah itu dikomentara beberapa orang termasuk Reksa. Sementara Towil, sudah terlebih dulu dipindahkan karena kasus yang sama akan tetapi waktunya berbeda," terang Nasir.

Selain itu, diceritakan guru kesiswaan yakni Yuni, bahwa untuk Reska saat ia masih di kelas 1 pada 2013 lalu, ia mempunyai catatan "hitam" yakni sering alfa, cabut saat pelajaran, telat masuk. Dan juga telah dipanggil orang tuanya, serta sudah membuat surat perjanjian untuk tidak mengulanginya lagi.

"Kita sudah memberikan teguran ke Reksa, akan tetapi kesalahan terulang kembali. Begitu juga Wiwit," ujar Yuni.

Selain itu diungkapkannya bahwa, Reska dari 13 bidang pelajaran, 11 bidang pelajaran tidak tuntas. Namun ia dinaikkan ke kelas 2, dengan harapan bisa berubah. Akan tetapi saat di kelas 2 pada 2014 ini, ia membuat kesalahan lainnya yakni tidak mengikuti eksra wajib pramuka, dan ditambah komentar facebook Wiwit yang dinilai kurang baik.

Komentar Reksa diantaranya yakni "kurikulum13 itu taik, bakar, usah takut kau wit ada 500 siswa yg mendukung mu," hal inilah yang dianggap menghasut. Sesuai dengan kesepakatan bersama orang tua wali murid pada 13 Agustus 2014 pada Bab 4, pasal 6, yang intinya dikembalikan ke orang tua, apabila melakukan penghasutan.

Namun, mengenai postingan status Wiwit tersebut benar adanya. Saat itu memang terjadi keterlanbatan beberapa siswa dan dua orang guru, saat itu sang guru ngotot untuk masuk dan akhirnya diperbolehkan. Akan tetapi, beberapa siswa yang terlambat tersebut diberikan sangsi yakni mengutip sampah-sampah yang ada, dan guru diberikan teguran dari Kepsek.

"Memang postingan status Wiwit itu benar, dan menjadi koreksi bagi kita guru-guru khususnya d SMAN 1 ini, dan status tersebut tidaklah menjadi persoalan karena itu merupakan koreksi," terang Kepsek Nasir. (RTC/RED)

BAGIKAN:
KOMENTAR