Warga Pekanbaru: Elpiji Susut Karena Naiknya Harga

Minggu, 17 Agustus 2014 14:42
BAGIKAN:
Pesisir One Group/tribunpekanbaru
tabung Gas Elpiji
PEKABARU, PESISIRONE.com- Sejumlah warga di Kota Pekanbaru menilai rencana PT Pertamina menaikan harga jual gas elpiji 12 kilogram menimbulkan gejolak di pasar seperti  susut bahan bakar penganti minyak baik subsidi atau non subsidi di daerah tersebut.

"Susutnya isi atau volume gas elpiji yang kami beli di warung, tidak terlepas dari rencana kenaikan harga jual gas oleh Pertamina ukuran tabung 12 kilogram," ujar seorang ibu rumah tangga Rika Indahsari (28) di Pekanbaru, Ahad.

Sebagai pengguna gas elpiji tabung berwarna biru dengan ukuran 12 kilogram, dia mengaku, telah dikurangi oleh oknum tertentu karena volume elpiji yang dibelinya seharga Rp120 ribu dari sebuah warung telah dikurangi.

Oknum tertentu yang dimaksud dirinya, bisa dilakukan oleh oknum di Pertamina sendiri saat melakukan pengisian gas elpiji 12 kilogram atau oknum penyalur mulai dari tingkat agen dan sub agen serta kecil kemungkinan dilakukan oknum penjual atau pemilik warung. 

"Biasanya tabung biru 12 kilogram tersebut setara 8 mpax10-1 di meteran yang tertera pada tutup dan selang tabung gas merek quantum yang kami gunakan. Tetapi gas elpiji yang saya beli, isinya tidak sampai 12 kilogram karena meteran menunjukkan angka enam mpax10-1," katanya.

Sebagai orang awam melihat kondisi tersebut, lanjutnya, jelas-jelas telah terjadi pengurangan volume gas elpiji non subsidi 12 kilogram, walau dari harga jual lebih mahal sekitar Rp23.400 per tabung dari yang ditetapkan Pertamina untuk wilayah Pekanbaru Rp96.600 per tabung.

"Sebagai masyarakat atau konsumen merasa dirugikan dengan kejadian ini. Kami meminta terutama pada Pertamina bersama Pemerintah Kota Pekanbaru, agar dapat menindak oknum atau pelaku karena mereka telah mengurangi isi gas yang dijual pada masyarakat," ucapnya.

Pada pekan ini, sejumlah warga ibu kota Provinsi Riau tersebut mengeluh dengan susutnya isi atau volume tabung gas karena tidak sesuai dengan berat aslinya, baik untuk gas elpiji subsidi tabung berwarna hijau dan non subsidi tabung berwarna biru.

"Biasanya setiap kali memasang gas elpiji tiga kilogram akan habis dalam jangka waktu dua pekan pemakaian, tetapi sekarang baru satu pekan sudah habis. Pemakaiannya masih sama, kami mengaku heran kenapa bisa seperti ini," ujar seorang warga, Anita.

Syaiful, seorang pedagang gorengan yang berjualan di Pekanbaru yang selalu memakai gas elpiji bersubsidi ukuran tiga kilogram juga mengaku heran dengan kondisi yang terjadi dalam sebulan terakhir.

"Biasanya lima atau enam hari dipakai dagang, gasnya baru habis. Tetapi sekarang bisa tahan cuma empat hari, pasti habis dan kita harus beli lagi," ucapnya.(tribun pekanbaru/pog)
BAGIKAN:
KOMENTAR