MERANTI, POG - Upaya pengembangan usaha budidaya ikan kerambah di Kabupaten Kepulauan Meranti, sejauh ini masih mengalami persoalan pengadaan benih ikan. Sementara untuk membangun usaha budidaya perikanan non tangkap, salah satu prasyaratnya adalah ketersediaan benih yang cukup.
"Untuk itu pemerintah kabupaten saat ini masih menjalin kerjasama pengadaan bibit ikan dengan Balai Benih Ikan di Batam dan Bengkalis,” ujar Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kepulauan Meranti, melalui Kabid Perikanan Randolph WH didampingi PPTK Pengadaan Bibit Hidayat kepada wartawan.
Randolph mengatakan, kesulitan pemerintah daerah saat ini untuk mengembangkan budidaya perikanan jaring apung kerambah terletak pada masalah sulitnya atau terbatasnya ketersediaan benih ikan. Apalagi dengan bibit yang ada juga cukup mahal harganya. Seperti harga bibit yang dibeli dari Balai Benih Batam, dimana sampai di pelabuhan Selatpajang, harganya tidak kurang dari Rp4.200/ekor.
Sementara harga benih dari Balai Benih Bengkalis sebesar Rp2.700/ekor. "Hanya saja untuk saat ini kita tidak mendatangkan dari Bengkalis, karena berbagai faktor teknis yang kurang mendukung kelanjutan benih yang akan kita tebarkan itu nantinya,” terang Randolph.
Untuk itulah kata dia, pihaknya masih memesan bibit dari Batam, walaupun tergolong cukup jauh dan mahal dibanding dengan dari Bengkalis. Tapi pihaknya masih memilih dari Balai Benih Batam sebab jaminan hidupnya sejauh ini masih cukup tinggi.
“Inilah kendala yang kita alami di Meranti selama ini, walau kita saat ini juga telah merencanakan membangun balai benih perikanan di Meranti sendiri. Namun baru bisa kita realisasikan tahun 2015 mendatang,” ujarnya. (pog)