Harga Pinang Lebih Menjanjikan di Banding Harga Karet

Rabu, 06 Agustus 2014 15:12
BAGIKAN:
int
Petani Karet
BENGKALISONE, BOC -Dua bulan terakhir petani karet di Bengkalis masih dihadapkan pada kondisi harga yang tidak bersahabat. Harga perkilogram hanya berkisar Rp 5000-Rp 5.500 saja, harga tersebut terbilang paling rendah sejak beberapa tahun terakhir. Beda dengan buah pinang, harganya terus melejit di kisaran Rp11.000 – Rp13.000/kg dari sebelumnya Rp6.000-Rp7.000 perkilogram.

Kegalauan para petani karet memang tak terhindarkan, terlebih mereka yang anak-anaknya baru masuk bangku perkuliahan pada tahun ini. Setelah mereka dibingungkan untuk memenuhi kebutuhan Ramadan dan Lebaran, kini harus menyiapkan kebutuhan untuk anak-anak mereka.

“Sejak beberapa bulan terakhir harga karet memang sangat rendah, dan ini harga terendah sejak beberapa tahun terakhir. Terus terang bagi kami petani kecil ini kondisi ini sangat merungsingkan, apalagi anak-anak kami ada yang baru masuk kuliyah,” ujar Selamat, warga Bantan, Rabu (6/8/2014).

Untuk menambah atau mencukupi kebutuhan sehari-hari, kata ayah empat orang anak ini, dirinya nyambil menjadi nelayan (menjala) saat sore hingga malam hari. Hasil tangkapannya dijual kepada warga setempat.

“Ya kalau pas ada rezeki hasilnya lumayan juga, bisalah untuk menambah-nambah bumbu dapur,” ujar Selamat lagi. 

Terkait dengan harga karet, sejumlah petani mengaku memang tidak bisa berbuat banyak, apalagi sampai mendesak pemerintah untuk menaikkan harga, karena turun naiknya harga karet bukan bagian atau kebijakan pemerintah daerah. “Ya kita pasrah saja sambil berharap semoga harga karet naik lagi,” imbuhnya.

Jebloknya harga karet ternyata tidak diikuti harga buah pinang, beberapa bulan terakhir si buah merah itu bahkan melejit naik. Jika sebelumnya hanya berkisar Rp 6000-Rp 7000 perkilogram, kini menjadi Rp11.000 – Rp13.000.

Sejumlah warga yang memiliki pohon pinang dan lebih banyak membiarkan buah pinang berguguran karena sudah sangat tua, ini mulai rajin memanen. Diantaranya bahkan mencari orang untuk menyabit buah pinang yang sudah masak.

“Lumayan juga, sekeliling rumah ada belasan batang pinang, saat panen bulan puasa kemarin hasilnya bisa juga untuk membeli kueh lebaran,” ujar Tugimah warga Kembung Luar.

Karena harganya cukup menggiurkan, sejumlah warga bahkan sanggup memanjat pohon pinang menjulang tinggi yang ada di kebun-kebun karet. Padahal, selama ini para pemilik pohon pinang tersebut cukup memungut buah pinang yang gugur saja.

“Kenapa nekat memanjat pohon pinang, pertama memang harganya lumayan tinggi, kedua karena memang kita butuh duit. Maklumlah, harga karet sangat rendah,”aku Firdaus. (Gus)
BAGIKAN:
KOMENTAR