Di Bengkalis Harga Ojol Kembali Jeblok, Pinang Melambung

Selasa, 25 April 2017 16:00
BAGIKAN:
Ilustrasi
BENGKALIS -Baru sebulan lebih menikmati harga karet (ojol,red) Rp 10,500-Rp 11.000, kini petani karet di Bengkalis harus kembali mengurut dada. Pasalnya, sejak beberapa minggu terakhir harga 'si busuk' kembali jeblok, hanya tinggal Rp 6000 – Rp 6.500 per kilogram.

Turunnya harga karet membuat ratusan petani karet di Bengkalis dan Bantan kecewa, sebagian mereka bahkan ada yang belum menikmtai harga karet naik di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 11 ribu, kini harganya kembali jeblok.

"Saat harga mulai naik beberapa bulan lalu, kondisi cuaca memang sering hujan, ojol hasil panen belum banyak, jadi kita simpan dulu. Belum sempat kita jual, harga sudah turun menjadi Rp 9 ribu, sebulan kemudian turun lagi menjadi Rp 8 ribu, kawatir semakin jeblok kita jual ojol simpnan yang tak seberapa. Sekarang malah turun lagi menjadi Rp 6000,"keluh Yogi warga Kembung Luar, Selasa (25/4).

Petani karet ini tak habis pikir, mengapa turunnya harga karet begitu cepat, padahal sudah bertahun-tahun harga karet jeblok di kisaran Rp 3500 - Rp 4000. Baru beberapa bulan lain mencapai Rp 11 ribu, kini kembali turun.

"Kalau turun menjadi sekitar Rp 10.000, kita masih semanga juga, paling tidak 1 kg ojol bisa beli 1 kg beras. Kalau sekarang cuma Rp 6000 1Kg ojol, dapat beli apa, sementara harga barang-barang pokok semuanya naik," kesal Yogi lagi.

Kendati harga terus turun, para petani karet terpaksa mengolah lahan mereka atau tetap menjadi tukang upah takik (noreh,red) karet, karena tidak ada pekerjaan lain. Sementara sebagian warga yang lain kata Yogi, terpaksa mengadu nasib ke Malaysia, menjadi buruh bangunan.

"Ke Malaysia pun tidak seperti dulu, pekerjaan juga mulai sulit di sana, upah tak semahal dulu. Tapi apa boleh buat, di kampung sekarang pun sulit, mau ta mau ya mengadu nasib ke negeri orang," ujarnya.

Pinang Melambung

Berbeda dengan harga karet, harga pinang kering saat ini melambung tinggi hingga Rp 20.000 perkilogram. Harga tersebut paling tinggi sejak beberapa tahun terakhir. Setidaknya, kenaikan harga pinang kering menjadi oasisi di saat harga karet sedang jeblok.

Hanya saja, tidak ada petani pinang khusus di Bengkalis dan Bantan, sebagian warga hanya menanam pinang di perkarangan rumah atau tumpang sari di perkebunan kelapa dan karet, dan jumlahnya tidaklah begitu banyak.

"Harga pinang sekarang sedang tinggi-tingginya, sampai Rp 20.000 perkilo, paling tinggi sejak enam atau tujuh tahun terakhir. Sayangnya, buah pinang saat ini sedang melawas (berkurang). Kalau biasanya sekali panen bisa lima puluhan kilo, sekarang tinggal belasan kilo saja," ujar Tugimah pula. (Gus)
BAGIKAN:

BACA JUGA

  • Dalam Sepekan Targetkan 10.860 Dosis Penerima

    BENGKALIS - Selama sepekan ini, Dinas Kesehatan (Diskes) secara serentak melaksanaan vaksinasi baik di titik yang ditentukan maupun di fasilitas pelayanan ke

  • 49 Pasien Covid di Kabupaten Bengkalis Dinyatakan Sembuh

    BENGKALIS - Hari ini terkonfirmasi 15 kasus positif Covid-19 di Kabupaten Bengkalis, Minggu 20 Juni 2021, 1 orang meninggal dunia dan 49 lainnya dinyatakan s

  • Satgas Covid-19 Bengkalis Jaring 30.847 Warga Pelanggar Prokes

    BENGKALIS - Tim Satuan Tugas (Satgas) Penegakan Disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) Covid-19 Kabupaten Bengkalis memberikan teguran kepada 30.847 warga Kabu

  • Reses Wakil DPRD Bengkalis, Syahrial Fokus Kesehatan dan Lapangan Kerja

    BENGKALIS- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bengkalis, Syahrial berkunjung ke delapan titik daerah pemilihnya dalam rangka menjemput aspirasi masyarakat di Pulau R

  • KOMENTAR