Selain Pengerukan Komisi II Usulkan Penyambungan Dermaga II Bengkalis

Rabu, 26 Oktober 2016 15:12
BAGIKAN:
Zamzami
BENGKALIS - Selain pengerukan pelabuhan roro II yang perencanaannya akan dimasukkan di APBD Perubahan 2016, Komisi II DPRD Bengkalis juga mengusulkan agar Dishubkominfo Kabupaten Bengkalis memasukkan kegiatan perencanaan penambahan dermaga roro II beberapa puluh meter ke depan.

Anggota Komisi II DPRD Bengkalis, H Zamzami SH, Rabu (26/10) mengatakan, saat digelar hearing dengan Dishubkominfo tanggal 18 Oktober lalu, memang telah disepakati untuk dimasukkan perencanaan pengerukan di pelabuhan Roro II Air Putih. Selain itu, Komisi II meminta kepada Dishub agar perencanaan penambahan dermaga juga dimasukkan.

"Pengerukan itu sifatnya sementara, karena tidak ada jaminan setelah dikeruk pelabunan roro II tidak bakalan dangkal lagi (sedimentasi). Karena itu kami memandang pengerukan itu penanganan jangka pendek. Untuk jangka panjangnya, kami usulkan agar dibuat juga perencanaan penambahan dermaga lebih panjang dari yang sekarang. Jadi kapankapan kita mau nambah panjang, perencanaannya sudah ada," ujar Zamzami.

Ketua Fraksi PAN ini menambahkan, setidaknya penambahan dermaga roro II itu berkisar 80 -100 meter ke depan (menjorok ke laut). Hal itu untuk mengatasi kemungkinan pendangkalan kembali terjadi," Kalau 2017 ini sudah ada perencanaannya, tahun 2018 bisa kita mula pekerjaannya. Jadi jangan tanggung, perlu perencanaan yang matang agar persoalan seperti sekaran ini tidak terjadi lagi," sebutnya.

Sebelumnya, mantan kepala Syahbandar Bengkalis, Selatpanjang dan Pekanbaru ini mengatakan, bahwa pengerukan yang dilakukan merupakan solusi jangka pendek. Langkah paling tepat untuk mengatasi persoalam roro II adalah dengan menambah dermaga lebih panjang (agak ke depan).

Pendapat yang disampaikan bukan tanpa alasan. Menurutnya, sekitar dua bulan sebelum peresmian pelabuhan roro yang baru sudah dilakukan pengerukan, faktanya pelabuhan tersebut tidak bisa digunakan, apalagi ketika air laur sedang dalam kondisi surut terendah.

"Kalau dikeruk hanya akan membuang-buang duit saja, saya yakin satu atau dua tahun kemudian akan dilakukan pengerukan lagi. Karena kondisi pelabuhan roro yang baru ini berbeda dengan yang di Sei Selari, di sana arusnya cukup deras karena ada dorongan dari arus sungai Siak, sedangkan di Air Putih ini tidak seperti itu sehingga sedimentasinya sangat cepat," ujar Zamzami.

kasus pelabunan BSL dan BSSR Selatbaru adalah contoh nyata. Konsultan mengatakan, ketika dilakukan pengerukan lalu dan kapal sudah bisa sandar maka lama kelamaan akan terbentuk alur.

"Nyatanya kita bisa lihat, sudah berapa kali pelabuhan BSL dikeruk, begitu juga pelabuhan Selatbaru. Alur memang ada tapi kalah cepat dengan sedimentasi. Tengoklah pelabuhan BSL saat kondisi surut terendah, karena terpaksa saja kapal mau sandar, itupun sudah menerjang lumpur," ujarnya.

Dan yang harus dipahami lagi kata Zamzami, pelabuhan roro Air Putih yang lama, persis berada di tobe (kondisi tepian terdalam). Makanya, ketika air laut sedang surut terendah, pelabuhan tersebut masih tetap bisa digunakan, karena di lokasi tersebut sangat dalam.(Gus)
BAGIKAN:
KOMENTAR